Lemak yang menumpuk bisa menjadi sarang penyakit. Tak hanya dapat
merusak hati, sendi, dan arteri, atau memicu penyakit jantung dan
stroke, tetapi juga kerja otak. Kelebihan berat badan dapat mengubah
struktur fisik otak dan memicu masalah memori.
Kelebihan berat
badan dapat mengubah cara berpikir manusia. Seperti zat adiktif, otak
akan menginginkan makanan dengan kadar kalori lebih tinggi dan semakin
tinggi. Menurut penelitian Institut Scripps di Florida, makanan
meningkatkan kadar dopamine sehingga memicu rasa kesenangan di otak, sama seperti kokain, dan heroin.
"Masalahnya
adalah kita berevolusi dalam melihat makanan. Makanan yang bergula dan
berlemak adalah hal yang menarik karena dalam periode lapar atau
kekurangan makanan, merekalah yang menyelamatkan kita," ujar Dr Tony
Goldstone, konsultan endokrinologi di Imperial College Healthcare NHS
Trust, seperti dikutip dari Daily Mail.
Bulan lalu, peneliti
dari Institut Karolinska di Swedia mengatakan bahwa risiko demensia
atau rusaknya fungsi kognitif, terjadi 71 persen lebih tinggi pada
orang dengan obesitas. Menurut para peneliti, hal tersebut disebabkan
penyusutan otak yang dipicu timbunan lemak.
Pada penelitian
tersebut ditemukan bahwa orang dengan obesitas memiliki ukuran otak 4-8
persen lebih kecil dibanding mereka yang memiliki berat badan normal.
"Hal
ini karena darah tidak dapat melalui otak dengan mudah sehingga otak
kekurangan oksigen dan beberapa sel otak mati," ujar Paul Thompson,
profesor neurologi di Universitas Los Angeles.
Kondisi itu juga dapat mempercepat penuaan pada sel otak. Para
peneliti telah meneliti 100 orang berusia di atas 70 tahun. Mereka
menyimpulkan bahwa otak pada orang dengan obesitas tampak delapan tahun
lebih tua dari rekan mereka yang sehat. Perhitungan ini berdasarkan
kenyataan bahwa orang akan kehilangan 0,5 persen otaknya selama setahun.
"Jika
mereka kehilangan delapan persen dari ukuran otak mereka, maka mereka
lebih tua 16 tahun dari mereka dengan berat badan normal. Hal tersebut
tidak akan membunuh Anda, tapi ketika otak menyusut 10 persen, maka
jaringan otak telah mati," ia menambahkan.
Bagian otak yang
mengalami penyusutan adalah yang bertanggung jawab pada penalaran,
penilaian, dan pengolahan kenangan jangka panjang. Otak yang menyusut
tidak akan tahan pada protein abnormal yang disebut plak, yang dapat
membunuh sel otak sehingga mengakibatkan Alzheimer.
Hal ini
dibuktikan dengan melihat komposisi komponen dari sistem syaraf pusat
yang disebut grey matter dan white matter pada otak. Grey matter
betanggung jawab sebagai 'pemikir' dan terlibat dalam pengendalian
otot, pengelihatan, pendengaran, memori, emosi, dan kemampuan bicara.
Sedangkan
white matter berfungsi sebagai jalan raya syaraf untuk menghubungkan
sel syaraf yang satu dengan yang lain. Mereka yang obesitas, menurut
penelitian, memiliki grey matter lebih sedikit dan white matter lebih
banyak dari orang-orang normal.
Namun, dapatkah penurunan berat
badan atau operasi obesitas dapat mengembalikan daya ingat dan fungsi
kognitif? Para peneliti dari Universitas Kent State, Ohio, mengatakan
hal itu mungkin terjadi.
Mereka meneliti 150 orang dengan
obesitas yang menjalani operasi sedot lemak. Sekitar 12 minggu setelah
operasi, mereka menunjukkan perbaikan memori dan gerak tubuh. Pengujian
dilakukan dengan mengingat kata-kata, pemecahan masalah, dan waktu
reaksi.
Menurut John Gunstad, pemimpin penelitian, hal itu
karena adanya perubahan tekanan darah dan glukosa ke arah yang lebih
baik. Selain itu, mereka yang obesitas biasanya mengalami gangguan
tidur sehingga mengganggu konsenterasi ketika bangun.
sumber : vivanews.com
No comments:
Post a Comment
jangan lupa dengan komentarnya ^^